PENASULTAN.CO.ID, SERANG, -- Kelompok Penerima Manfaat dari program Ketahanan Pangan atau Ketapang hewani berupa pengadaan domba Garut direalisasikan tahun 2022, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Berada di Desa Dukuh Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, diduga hasil pembuatan kandang tidak digunakan semestinya secara maksimal, bahkan terkesan terbengkalai dan sia - sia.
Diperparah pula tidak terlihat dan ditemukan spanduk anggaran pembelian domba, dari kandang domba Garut yang sudah lama berdiri, kemudian didapati keterangan berbeda mengenai lokasi pembelian untuk bantuan domba Garut tersebut.
Hal ini berdasarkan penelusuran Penasultan.co.id, Minggu (17/09/2023) siang, di dua wilayah Kampung yang ada di Desa Dukuh Kecamatan Kragilan, yakni Kampung Palembangan RT 006 RW 003 dan Kampung Dukuh RT 011 RW 005.
Saat ditemui untuk dikonfirmasi, Samudi selaku Ketua RT 006 RW 003 Kampung Palembangan, dirinya membeberkan mengetahui persis proses pembelian untuk pengadaan domba Garut dari program Ketapang tahun 2022 ini.
"Domba gembol itu, awal diberikan kepada kelompok penerima manfaat yang sekarang sedang berjalan, di kampung dukuh itu, yang dikelola pihak ketua RW 005 bernama makrumin, yang saya tau dibeli sama orang sini (palembangan)," ucap Samudi.
"Seorang bandar atau saudagar kambing bernama badrudin, karena disini juga ada kandang ternaknya, saya tau itu dia jual ada yang kambing jawa dan gembol atau domba, jadi kalau dibilang beli dari Garut itu, sebenarnya mah belinya disini," sambungnya.
Akan tetapi, dirinya menyatakan berkait harga satuan dari domba program Ketapang ini, tidak mengetahui persis berapa harganya.
"Yang jelas, untuk harga pacekan atau indukan dari pejantan ini, harganya lebih mahal, dibanding domba yang betinanya," ujarnya.
Selanjutnya, tentang ukuran kandang, Samudi mengungkapkan bahwa untuk lebar ada 2 meter, sedangkan panjang ada 12 meter, dan menggunakan sekat pemisah.
"Itu volumenya 2 kali 12 meter, dan menggunakan kotak kotak sebagai sekat," ungkapnya.
Namun, saat di lokasi pengurusan bantuan domba, berada di Kampung Dukuh RT 011 RW 006, mendapatkan keterangan sangat jauh berbeda, dari pernyataan Samudi selaku Ketua RT Kampung Pelambangan RT 006 RW 003.
Dimana, saat dikonfirmasi kepada Makrumin selaku Ketua kelompok penerima manfaat, sekaligus sebagai Ketua RW 005 Kampung Dukuh, Ia mengatakan mengenai pembelian domba didatangkan dari Garut.
"Setau saya informasi dari Kepala Desa, domba bantuan yang sekarang sedang diurus oleh dirinya didatangkan dari wetan sana itu Garut tuh," ujarnya.
Ukuran kandangnya itu sendiri, Makrumin mengungkapkan memiliki ukuran panjang 9 meter, dan lebar 4 meter, yang awalnya memang disekat, tapi sekarang tidak ada.
"Ukurannya sih 4 kali 9 meter, yang tadinya ada sekatnya," katanya.
Ditanyakan tentang kondisi kandang sampai terbengkalai atau
mangkrak, dan
spanduk tidak ada di lokasi kandang, Makrumin berdalih, Ia menyatakan tidak tahu kemana, padahal awalnya itu ada.
Bahkan, saat air naik dan merendam kandang sewaktu musim penghujan, kebetulan di lokasi itu berada diatas tanah rawa - rawa.
"Entah hilang, atau gimana, tapi seingat saya, awalnya mah ada, tapi sewaktu kandang ke rendam air dimusim penghujan atau rendeng, itu tidak ada," dalihnya.
Dirinya mengusulkan kepada Kepala Desa agar kandang ini tidak dianggap mangkrak, rencananya akan dijadikan kandang ayam negeri.
"Iyalah daripada disebut kandangnya itu mangkrak, mendingan dibuat kandang ayam negeri saja, itupun saya udah bilang ke Pak Kadesnya," tutupnya.
Sementara itu Badrudin, selaku sodagar kambing yang disinyalir, menjadi tempat pembelian domba Garut dari program ketapang untuk di Desa Dukuh, Ia mengutarakan, pembelian domba tersebut, memang belinya di tempat saya,
"Ya bukan hanya di desa dukuh saja, akan tetapi hampir di desa desa se-kecamatan keragilan ini, beli hewan dombanya sama saya, kalau masalah harga, itu bervariasi ada yang satu juta tujuh ratus, ada juga satu juta delapan ratus ribu rupiah, beda dengan harga hewan, pejantan dengan harga, dua juta lima ratus ribu rupiah, sampai dua juta tujuh ratus ribu rupiah," ujarnya.
Masih kata Badrudin, terkait untuk pembelian domba tersebut, kalau pembelian domba untuk Ketapang itu, diserahkan sepenuhnya kepada Kepala Desa.
"Saya mah terserah kades saja mau mengisi nya berapa berapanya mah kalau saya mah bebas, saya hanya menyediakan nota kosong saja, misalkan kades minta harga nya sekian ya saya tulis di nota nya sekian, itu mah untuk laporan kades saja,"jelasnya.
Menanggapi lah tersebut awak medi mencoba mengkonfirmasi kepala desa dukuh, dengan mendatangi kantor desa dukuh, namun sangat disayangkan kepala desa tidak ada di tempat, dihubungi melalui pesan WhatsApp maupun telpon seluler kepala desa tidak merespon terkesan engan untuk dikonfirmasi.
Untuk diketahui program ketahanan pangan tahun 2022 didesa
dukuh kecamatan kragilan, kabupaten serang-banten pengadaan hewani jenis domba dalam
pelaksanannya diduga bermasalah.
Reporter: Uci/Udin
COMMENTS