![]() |
Ilustrasi Istimewa |
SERANG – Sejumlah Warga Desa Kragilan mempertanyakan terkait dana kompensasi dari hasil pengolahan limbah kawat perusahaan PT Indah Kiat Pulp Paper (PT. IKPP) yang di salurkan kepada pihak desa untuk masyarakat,
Ada Beberapa RT Di desa Kragilan mempertanyakan terkait dana kompensasi tersebut, lantaran di tahun ini tidak ada pembagian untuk santunan anak yatim-piatu, honor guru ngaji, penggali kubur, dan kompensasi kepada RT RW, padahal pada tahun sebelumnya itu ada kompensasi,
Ditemui dikantornya PJ Kepala Desa Kragilan, Samudi, mengatakan bahwa terkait dana kompensasi dari PT.IKPP sebetulnya bukan untuk RT RW,
"Artinya dana kompensasi itu bukan untuk RT RW, disitukan ada pos masing-masing, dana kompensasi itu di bagi menjadi dua, Pak Haji Cecep 7 Juta, desa 7 Juta kalau dana di H.cecep untuk keperluan pembangunan masjid, musolla, dan santunan anak yatim-piatu itu Cecep bagiannya, dan kalau dana yang di Saya untuk membek'up kegiatan desa, kebetulan dana 7 juta tersebut di bangunkan 2 posyandu, Katanya Selasa, (14/11/2023)
Lanjut Kata Samudi, "Kalau Saya kan baru sekali ini menerima dana kompensasi itu, dan saya bangunkan 2 posyandu, untuk ditahun kebelakang saya tidak tahu, karena saya menjabat baru di bulan Agustus kemarin, dana kompensasi ini bukan untuk RT RW, dana kompensasi ini dana sosial di sebutnya", Imbuhnya.
Sementara itu H. Cecep Selaku perwakilan kordinator desa Kragilan, saat dijumpai dikediamannya menjelaskan terkait dana kompensasi tersebut bahwa dirinya sudah menyalurkan untuk perbaikan jendela musolla,
" Kemarin di bulan Oktober, itu mendapatkan dana kompensasi sebesar 14 juta, 7 juta dikasih Kepala Desa, yang 7 juta masyarakat sudah menunggu untuk pembangunan musholla, untuk Menganti kusen jendela musholla yang awalnya menggunakan material papan, sekarang diganti dengan stenlis, itu menghabiskan anggaran 30 juta, Dari kompensasi hanya 7 juta Lalu sisanya dari siapa? Dari kantong saya, Jadi kalau orang menanyakan uang itu di pegang saya salah!", ujarnya.
Kemarin itu lanjut Kata dia, "mau dibagikan ke anak yatim, tapi yang memerlukan musola, karna sudah dibongkar bahan material tidak ada, kalau pembagian anak Yatim kan bisa Tempo, kalau material untuk musola kan gak bisa Tempo karna dipergunakan setiap hari, kalau anak yatim kan bisa di bulan yang akan datang, walaupun begitu bukan dari limbah juga saya itu setiap tahun itu wajib santunan karena saya doyan sedekah", tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Asrorrudin yang akrab disapa Endin, mendengar pengaduan dari masyarakat desa tanah kelahirannya yakni Desa Kragilan, menyayangkan dana kompensasi dari perusahaan, untuk membangun posyandu,
"Saya sebagai orang yang dilahirkan didesa kragilan, mendengar seperti ini sangat menyayangkan dana kompensasi dari perusahaan untuk membangun posyandu, padahal dana desa juga ada bahkan setiap tahun nya sangat besar mencapai satu milyar lebih, kenapa pembangunan posyandu saja harus menggunakan Dana kompensasi dari perusahaan untuk masyarakat, ucapnya
Masih kata endin, dirinya berharap agar dana kompensasi dari perusahaan, dapat tersalurkan kepada masyarakat yang memang membutuhkan, terutama kepada anak Yatim,
" Saya berharap kepada pemerintah desa agar dapat membagikan dana kompensasi dari perusahaan tersebut kepada masyarakat, seperti santunan anak yatim-piatu, honor guru ngaji, penggali kubur, dan kompensasi kepada RT RW, yang mana sangat membutuhkan, Tandasnya.
[Redaksi]
COMMENTS